Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka

Rabu, 09 November 2011

KITAB PARA DATU ATAU KISAH KEN AROK (PART I)

KITAB PARA DATU
ATAU
KISAH KEN AROK


I

Tuhan, Pencipta, Pelindung dan Pengakhir Alam,
Semoga tak ada halangan,Sudjudku sesempurna sempurnanya.

Demikian inilah kisah Ken Arok. Asal mulanja, ia didjadikan manusia: Adalah
seorang anak janda di Jiput, bertingkah laku tak baik, memutus - mutus tali kekang
kesusilaan, menjadi gangguan Hyang yang bersifat gaib; pergilah ia dari Jiput,
mengungsi ke daerah Bulalak.
Nama yang dipertuan di Bulalak itu: Mpu Tapawangkeng, ia sedang membuat pintu
gerbang asramanya, dimintai seekor kambing merah jantan oleh roh pintu.
Kata Tapawangkèng: "Tak akan berhasil berpusing kepala, akhirnya ini akan
menjebabkan diriku jatuh kedalam dosa, kalau sampai terjadi aku membunuh manusia,
tak akan ada yang dapat menyelesaikan permintaan korban kambing merah itu."
Kemudian orang yang memutus mutus tali kekang kesusilaan tadi berkata, sanggup
mejadi korban pintu Mpu Tapawangkeng, sungguh ia bersedia dijadikan korban, agar ini
dapat menjadi lantaran untuk dapat kembali ke surga dewa Wisnu dan menjelma lagi
didalam kelahiran mulia, ke alam tengah lagi, demikianlah permintaannya.
Demikianlah ketika ia direstui oleh Mpu Tapawangkeng, agar dapat menjelma, disetujui
inti sari kematiannya, akan menikmati tujuh daerah.
Sesudah mati, maka ia dijadikan korban oleh Mpu Tapawangkeng.
Selesai itu, ia terbang ke surga Wisnu, dan tidak bolak inti perjanjian yang dijadikan
korban, ia meminta untuk dijelmakan di sebelah timur Kawi.
Dewa Brahma melihat lihat siapa akan dijadikan temanya bersepasang. Sesudah
demikian itu, adalah mempelai baru, sedang cinta mencintai, yang laki laki bernama
Gajahpara, yang perempuan bernama Ken Endok, mereka ini bercocok tanam.
Ken Endok pergi ke sawah, mengirim suaminya, yalah: si Gadjahpara; nama sawah
tempat ia: mengirim : Ayuga; desa Ken Endok bernama Pangkur.
Dewa Brahma turun kesitu, bertemu dengan Ken Endok, pertemuan mereka kedua ini
terdjadi di ladang Lalaten; dewa Brahma mengenakan perjanjian kepada isteri itu:
"Jangan kamu bertemu dengan lakimu lagi, kalau kamu bertemu dengan suamimu, ia
akan mati, lagi pula akan tercampur anakku itu, nama anakku itu: Ken Arok, dialah
yang kelak akan memerintah tanah Jawa".
Dewa Brahma lalu menghilang. Ken Endok lalu ke sawah, berjumpa dengan Gajahpara.
Kata Ken Endok: "Kakak Gajahpara, hendaknyalah maklumi, saya ditemani didalam
pertemuan oleh Hyang yang tidak tampak di ladang Lalateng, pesan beliau kepadaku:
jangan tidur dengan lakimu lagi, akan matilah lakimu, kalau ia memaksa tidur dengan
kamu, dan akan tercampurlah anakku itu.
Lalu pulanglah Gajahpara, sesampainya di rumah Ken Endok diajak tidur, akan ditemani
didalam pertemuan lagi. Ken Endok segan terhadap Gajahpara. "Wahai, kakak Gajahpara
putuslah perkawinanku dengan kakak, saya takut kepada perkataan Sang Hyang.
Ia tidak mengijinkan aku berkumpul dengan kakak lagi."
Kata Gadjahpara: "Adik, bagaimana ini, apa yang harus kuperbuat, nah tak berkeberatan
saya, kalau saya harus bercerai dengan kamu; adapun harta benda pembawaanmu
kembali kepadamu lagi, adik, harta benda milikku kembali pula kepadaku lagi".
Sesudah itu Ken Endok pulang ke Pangkur di seberang utara, dan Gajahpara tetap
bertempat tinggal di Campara di seberang selatan.
Belum genap sepekan kemudian matilah Gajahpara.
Kata orang yang mempercakapkan: "Luar biasa panas anak didalam kandungan itu,
belum seberapa lama perceraian orang tua laki laki perempuan sudah diikuti, orang tua
laki laki segera meninggal dunia".
Akhirnja sesudah genap bulannya, lahirlah seorang anak laki-laki, dibuang di kuburan
kanak kanak oleh Ken Endok. Selanjutnya ada seorang pencuri, bernama Lembong,
tersesat di kuburan anak anak itu, melihat benda bernyala, didatangi oleh Lembong,
mendengar anak menangis, setelah didekati oleh Lembong itu, nyatalah yang menyala itu
anak yang menangis tadi, diambil diambin dan dibawa pulang diaku anak oleh Lembong.
Ken Endok mendengar, bahwa Lembong memungut seorang anak, teman Lembonglah
yang memberitakan itu dengan menyebut nyebut anak, yang didapatinya di kuburan
kanak kanak, tampak bernyala pada waktu malam hari.
Lalu Ken Endok datang kepadanya, sungguhlah itu anaknya sendiri.
Kata Ken Endok: "Kakak Lembong, kiranya tuan tidak tahu tentang anak yang tuan dapat
itu, itu adalah anak saya, kakak, jika kakak ingin tahu riwayatnya, demikianlah: Dewa
Brahma bertemu dengan saya, jangan tuan tidak memuliakan anak itu, karena dapat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
bedjo ngeblog © Copyright 2010 | Design By Gothic Darkness |